Mata
kuliah :
Pengantar Geofisika
Dosen
: Ayusari Wahyuni S.si. M.Sc
MAKALAH
MEKANISME TERJADINYA
GEMPA BUMI
OLEH :
RISKA OKTAVIANI
(60400114025)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2016
Definisi
gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran yang
terjadi permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi
(lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal
terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu
bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan
itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Gempa bumi terjadi setiap hari di
bumi, namun kebanyakan kecil dan tidak menyebabkan kerusakan apa-apa. Gempa
bumi kecil juga dapat mengiringi gempa bumi besar, dan dapat terjadi sesudah,
sebelum, atau selepas gempa bumi besar tersebut.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang
dinamakan Pengukur Richter. Gempa bumi dibagi ke dalam skala dari satu hingga
sembilan berdasarkan ukurannya (skala Richter). Gempa bumi juga dapat diukur
dengan menggunakan ukuran Skala Mercalli.
Gempa bumi
merupakan salah satu jenis bencana alam yang secara terus menerus terjadi di
bumi. Hanya saja, kita baru bisa merasakan getarannya apabila gempa tersebut
terjadi di dekat permukaan bumi. Teknisnya, semua wilayah yang ada di bumi
berpotensi mengalami gempa. Hanya saja, ada beberapa titik yang mengalami gempa
dengan jumlah lebih jika dibandingkan dengan titik lainnya. Salah satu Negara
yang sering mengalaminya adalah Jepang dan juga Indonesia. Di Indonesia
sendiri, gempa bumiseolah telah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat. Hal ini wajar mengingat Indonesia memang dilalui
pegunungan Sirkum dan juga Mediterania yang menjadikannya titik potensial gempa
bumi. Meski sering terjadi,namun bukan berarti semua orang di Indonesia
memahami proses terjadinya gempa bumi. Anda termasuk di dalamnya?
Jika iya, silahkan simak uraian berikut ini.
Pada dasarnya,
para ahli membagi proses
terjadinya gempa bumi atau asal muasal gempa ke dalam
dua kelompok besar yakni:
1. Teori Pergeseran Sesar
2. Teori Kekenyalan Elastis atau elastic
rebound theory.
Menurut
para ahli, gempa yang banyak terjadi disebabkan oleh pergeseran lempengan
sepanjang sesar dan terjadi secara tiba-tiba atau dikenal dengan istilah sudden
slip. Hal ini terjadi pasa lapisan kerak bumi. Lebih lanjut para ahli
berpendapat bahwa penyebab utama bencana gempa bumi prosesnya diawali dengan
sebuah gaya pergerakan yang terdapay di titik interior bumi. Gaya ini dikenal
juga dengan istilah gaya konveksi mantel. Proses gempa bumi ini dimulai dari
gaya konveksi mantel yang kemudian menekan bagian kerak bumi yang dikenal juga
dengan nama outer layer. Kerak ini memiliki sifat yang rapuh, dengan demikian
saat ia tak lagi bisa menahan gaya konveksi mantel ini maka sebagai akibatnya
sesar akan bergeser dan dirasakan manusia sebagai sebuah gempa. Proses gempa
bumi yang satu ini masuk ke dalam jenis gempa tektonik. Tentu jika jenis
gempanya vulkanik, buatan, tumbukan serta runtuhan, maka prosesnya akan
berbeda.
Namun,
menurut para ahli, dari semua total gempa yang terjadi di seluruh dunia, jenis
gempa tektonik inilah yang mendominasi. Bahkan jenis gempa vulkanik sendiri pun
hanya mencapai 7% dari semua total gempa yang terjadi. Proses terjadinya gempa
vulkanik dimulai dari pergerakan material yang ada di dalam saluran fluida.
Gerakan ini biasanya dirasakan sesaat sebelum sebuah gunung berapi meletus.
Untuk jenis gempa buatan yang menggunakan dinamit misalnya, prosesnya terjadi
lantaran ada tekanan yang bersumber dari dinamit tersebut. Ledakan dahsyat dari
dinamit akan membuat wilayah target terguncang dan terjadilah gempa
buatan.
Sementara
itu, proses terjadinya gempa bumi tumbukan
selalu dimulai dari adanya benda luar angkasa yang berhasil sampai ke permukaan
bumi. Benda ini datang dengan kecepatan luar biasa sehingga saat mencapai badan
bumi, tekanan akan dirasasakan dalam bentuk gerakan atau getaran. Tingkatannya
tergantung penuh pada kekuatan benda luar angkasa tersebut.
Penyebab Terjadinya Gempa
Bumi
Kita semua tahu gempa bumi merupakan suatu bencana
yang ada di indonesia. Kerusakan atau efek yang ditimbulkan sangatlah besar,
seperti hancurnya beberapa bangunan sehingga menimbulkan beberapa korban jiwa.
Tak hanya itu, gempa bumi juga menimbulkan efek psikis pada anak-anak ataupun
masyarakat sekitar yang mengalami bencana alam ini. Akan timbul trauma-trauma
yang akan menggangu masa depan mereka nantinya.
Bicara soal gempa bumi, kali ini kami akan membahas tentang
penyebab terjadinya gempa bumi dan cara menanggulanginya. Tulisan ini sebagai
rujukan kepada masyarakat bahwa bencana alam yang ada di sekitar kita tak bisa
kita hentikan. Namun, ada baiknya jika kita mengindari bencana tersebut.
Penyebab
terjadinya gempa bumi sangat bermacam-macam. Diantaranya terjadi akibat
runtuhnya gua di dalam perut bumi, tabrakan atau Impact, peledakan gunung
berapi dan kegiatan tektonik. Untuk penjelasannya, mari kita lihat
satu-persatu.
a. Runtuhnya
Gua di dalam Bumi
Para ahli tempo dulu menyatakan bahwa, salah satu
penyebab terjadinya gempa bumi adalah runtuhnya gua-gua besar yang terdapat di
dalam perut bumi. Namun, ternyata dugaan itu seratus persen sama sekali tidak
benar. Sebab, kejadian seperti itu tidak pernah terjadi. Andai saja jika
terjadi keruntuhan di dalam perut bumi, maka hal itu hanya mungkin terjadi pada
daerah Underground (pertambangan bawah tanah) atau penggalian batu kapur dan
sejenisnya. Akan tetapi, keruntuhan tidak akan menyebabkan gempa bumi. Yang
akan terjadi hanyalah timbulnya getaran-getaran bumi yang memiliki kekuatan
Skala Ritcher kecil dan hanya menjangkau lingkungan setempat.
b. Tabrakan
atau Impack
bumiwww.thecosmosphere.
com
Pada awalnya banyak orang yang percaya bahwa gempa
bumi disebabkan oleh meteor yang jatuh ke bumi pada tahun 1908 di rusia. Meteor
itu beralih dan jatuh ke bumi, mengakibatkan terjadinya lubang besar yang
menyerupai sebuah kawah. Walaupun gelombang yang dihasilkan tercatat hingga ke
kota london, Inggris. Namun, efek yang dihasilkan sama sekali tidak terekam
oleh Seismograf (Alat pencatat getaran bumi). Kesimpulannya adalah, getaran
yang dihasilkan oleh tabrakan meteor memiliki kekuatan yang sangat kecil.
Sehingga tabrakan itu tidak akan bisa mengakibatkan gempa. Lagi pula, kejadian
seperti ini sangatlah jarang ditemui.
c. Aktifitas
Gunung berapi (vulkanik)
iso.500px.com
Aktivitas gunung berapi merupakan salah satu
penyebab terjadinya gempa bumi. Aktifitas ini juga biasa disebut sebagai gempa
bumi vulkanik. Gempa bumi jenis ini terjadi sebelum hingga setelah peledakan
suatu gunung berapi.
Salah satu penyebabnya adalah karena adanya
persentuhan antara dinding gunung berapi dengan magma beserta gas yang memiliki
tekanan yang kuat. Persentuhan ini terjadi ketika magma berpindah secara
tiba-tiba, sehingga munculah suatu ledakan di dalam dapur magma. Sebenarnya
gempa bumi vulkanik memiliki kedudukan yang lemah. Biasanya gempa bumi vulkanik
hanya dirasakan oleh wilayah sekitar gunung berapi aktif saja. Dari seluruh
gempa bumi yang ada di indonesia, hanya 7% yang masuk kedalam gempa bumi
vulkanik. Walau demikian, kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi sangatlah
besar. Sebab, gempa bumi vulkanik tak hanya menimbulkan getaran saja melainkan
disertai dengan letusan gunung berapi. Bedasarkan posisi kegiatan magma, gempa
bumi vulkanik dapat dibagi menjadi 4 yaitu :
·
Gempa bumi vulkanik
dalam
·
Gempa bumi vulkanik
dangkal
·
Gempa bumi ledakan
·
Getaran vulkanik atau
tremor static.guim.co.uk
1.
Gempa bumi vulkanik
dalam.
Gempa bumi vulkanik dalam adalah
gempa bumi yang memiliki kedalaman sumber gempanya antara 2 hingga 30
kilometer. Gempa bumi jenis ini memiliki banyak kesamaan dengan gempa bumi
tektonik, terutama pada bagian gempa susulannya (after shocks). Gempa ini terjadi
pada saat-saat menjelang meletusnya gunung berapi, ini sebagai pertanda bahwa
gunung berapi sudah mulai aktif.
2.
Gempa bumi vulkanik
dangkal.
Gempa bumi ini memiliki sumber
gempa yang dangkal. Sumber gempanya hanya memiliki kedalaman kurang dari 2 kilometer.
Gempa bumi vulkanik dangkal terjadi sebelum hingga akhir dari letusan gunung
itu sendiri.
3.
Gempa bumi ledakan.
Gempa bumi jenis ini muncul
bersamaan dengan terjadinya ledakan suatu gunung berapi. Gempa ini memiliki
sumber gempa yang sangat dangkal. Sumber gempanya hanya kurang dari 1
kilometer.
4.
Getaran vulkanik atau
tremor.
Getaran vulkanik yang terjadi akan
berjalan terus menerus sehingga menimbulkan suasana yang tidak tenang. Sumber
gempanya terletak mulai dari kedalaman 30 kilometer hingga ke permukaan. Gempa
bumi dangkal dan ledakan bila terjadi secara terus menerus bisa menimbulkan
getaran vulkanik. Getaran vulkanik yang terjadi pada gunung berapi jenis batuan
basalt, akan lebih kuat dikarenakan sifat batuannya yang sangat peka terhadap
gelombang. Kegiatan Tektoniki.huffpost.-comPenyebab terjadinya gempa
bumi yang menimbulkan efek serius pada manusia adalah kegiatan tektonik.
90% gempa bumi yang ada terjadi karena kegiatan tektonik. Kegiatan
tektonik adalah kegiatan pergerakan-pergerakan lempengan bumi. Pergerakan ini
akan terus berlangsung dan memicu terjadinya proses pembentukan gunung. Gempa
bumi terjadi akibat adanya pelepasan tenaga dari pergeseran lempengan bumi.
Gempa bumi jenis ini memang unik karena penyebarannya mengikuti pola-pola dan
aturan yang khusus.
Menurut lokasinya, gempa bumi dibedakan menjadi dua:
gempa bumi daratan dan gempa bumi lautan.
a. Gempa
bumi daratan adalah gempa bumi yang episentrumnya berada di daratan
b. Gempa
bumi lautan adalah gempa bumi yang episentrumnya berada di lautan. Pada gempa
lautan inilah yang kerap menimbulkan tsunami karena mengakibatkan bergeraknya
air laut sehingga menimbulkan potensi ketinggian gelombang laut yang pada
akhirnya menerjang pantai atau pelabuhan terdekat.
Kerusakan-kerusakan
Yang Terjadi Akibat Gempa Bumi
Peristiwa-peristiwa
bencana bumi selalu menimbulkan kerugian, baik berupa kerusakan infrastruktur,
maupun korban jiwa. Dari catatan sejarah gempa bumi yang pernah terjadi di
sleuruh dunia sejak 4.000 tahun yang lalu hingga kini, telah memakan korban
jiwa lebih dari 13 juta orang. Sedangkan kerusakan-kerusakan yang umumnya
terjadi sebagai gempa bumi antara lain :
a. Kerusakan
jalan karena terjadi keretakan, patah, terpotong, mengalami keamblasan, longsor
dipinggir jalan, aspal terkelupas dan sebagainya.
b. Kerusakan
jembatan akibat terpotongnya konstruksi jembatan dengan jalan. Jalan yang
menghubungkan jembatan mengalami ambles, konstruksi jembaran rusak (patah,
bengkok, miring, putus), pondasi jembatan ambles kedalam tanah, dll.
c. Kerusakan
bangunan dipusat perekonomian dan pemerintahan sepertI perkotaan, pusat
perdagangan dan perkantoran. Bangunan-bangunan hancur berantakan akibat
guncangan gempa.
d. Turun
atau amblesnya permukaan tanah hingga mengakibatkan permukaan tanah tersebut
lebih rendah dari permukaan air laut dan menjadi tergenang oleh air laut.
Contoh fenomena ini adalah guncangan gempa bumi di pulau Nias pada tanggal 28
Maret 2005 yang menyebabkan Desa Bozihena turun kurang lebih dari 1 meter.
Selain kerusakan fisik dan banyaknya korban jiwa,
pengaruh khusus lainnya yang merugikan sebagai akibat dari gempa bumi, antara
lain :
a. Menimbulkan
dampak terhadap kesehatan umum : luka karena retak tulang merupakan masalah
yang menyebar secara luas. Rusaknya kondisi-kondisi sanitas yang mengakibatkan
terjadinya wabah penyakit.
b. Tidak
tersedianya cadangan air : kemungkinan terjadinya masalah serius yang
disebabkan karena rusaknya sistem-sistem air, pencemaran air sumber mata air
yang terbuka, dan perubahan skema air.
Faktor-fakor yang
mempengaruhi Besarnya kerusakan dan Banyaknya Korban Akibat Gempa
Banyaknya korban jiwa yang diakibatkan gempa bumi
terjadi karena pusatpusat kepadatan diperkotaan besar dan daerah industri.
Kebanyakan terjadi akibat dari besarnya getaran yang menyebabkan runtuh Nya
bangunan dengan struktur yang lemah.
Faktor lain yang mempengaruhi kerusakan akibat gempa
adalah lokasi, misalnya longsoran, batuan/tanah yang mengembang, struktur
geologi, goncangan air didanau/waduk, patahan dan likuifaksi. Gempa yang besar
ini dapat menimbulkan terjadinya longsoran, retakan, patahan, likuifaksi, serta
tsunami yang dahsyat pula dan banyak memakan korban. Disamping faktor-faktor
yang disebutkan diatas, banyaknya kerusakan dan kerugian akibat gempa juga
ditentukan oleh beberapa hal berikut ini :
a. Skala
atau magnitudo gempa.
b. Durasi
dan kekuatan getaran.
c. Jarak
dan sumber gempa terhadap perkotaan.
d. Kedalaman
sumber gempa.
e. Kualitas
tanah dan bangunan.
f. Lokasi
bangunan terhadap perbukitan dan pantai
Upaya Dalam Mitigasi
Gempa Bumi
Untuk mengurangi dan meredam korban dan kerugian
harta benda akibat fenomena alam yang berasal dari proses geologi yang
menyebabkan terjadinya gempa bumi, perlu dilakukan upaya Mitigasi. Mitigasi
adalah istilah gabungan yang digunakan untuk semua tindakan yang dilakukan sebelum
munculnya suatu bencana (tindakan-tindakan pra-bencana) yang meliputi kesiapan,
dan tindakan-tindakan pengurangan resiko.
Penanggulangan Sesudah
Terjadi Bencana Gempa Bumi
Dalam
tahapan penanggulangan bencana, pemulihan merupakan salah satu komponen penting
setelah terjadinya bencana. Sesudah bencana terjadi, biasanya korban perlu
ditangani dengan cepat. Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan pada tahap
pemulihan bencana gempa, adalah sebagai berikut :
·
Melakukan evakuasi dan
mendirikan tenda-tenta pengungsian bagi korban.
·
Melakukan penyelamatan
·
Menyediakan bantuan
medis
·
Menyediakan MCK, air
minum dan makanan
·
Menyediakan pendidikan
darurat
·
Melakukan upaya
pemulihan psikologis para korban
·
Memperbaiki dan
membanun kembali gedung, sarana dan failitas lainnya.
Ayat yang berhubungan dengan materi ini adalah quran
surah Al Ankabut ayat 37
çnqç/¤x6sù ãMßgø?xyzr'sù èpxÿô_§9$# (#qßst7ô¹r'sù Îû öNÏdÍ#y úüÏJÏW»y_ ÇÌÐÈ
Artinya
: “ mereka mendustakannya (syu’aib), maka mereka ditimpa gempa yang dahsyat,
lalu jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan ditempat-tempat tinggal
mereka”.(Qs.Al Ankabut(29) : 37)
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar