Rabu, 29 Juni 2016

MEKANISME TERJADINYA GEMPA BUMI

Mata kuliah     : Pengantar Geofisika
Dosen              : Ayusari Wahyuni S.si. M.Sc


MAKALAH
MEKANISME TERJADINYA GEMPA BUMI




OLEH :

RISKA OKTAVIANI
(60400114025)



JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2016




Definisi gempa bumi 
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Gempa bumi terjadi setiap hari di bumi, namun kebanyakan kecil dan tidak menyebabkan kerusakan apa-apa. Gempa bumi kecil juga dapat mengiringi gempa bumi besar, dan dapat terjadi sesudah, sebelum, atau selepas gempa bumi besar tersebut. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan Pengukur Richter. Gempa bumi dibagi ke dalam skala dari satu hingga sembilan berdasarkan ukurannya (skala Richter). Gempa bumi juga dapat diukur dengan menggunakan ukuran Skala Mercalli.
Gempa bumi merupakan salah satu jenis bencana alam yang secara terus menerus terjadi di bumi. Hanya saja, kita baru bisa merasakan getarannya apabila gempa tersebut terjadi di dekat permukaan bumi. Teknisnya, semua wilayah yang ada di bumi berpotensi mengalami gempa. Hanya saja, ada beberapa titik yang mengalami gempa dengan jumlah lebih jika dibandingkan dengan titik lainnya. Salah satu Negara yang sering mengalaminya adalah Jepang dan juga Indonesia. Di Indonesia sendiri, gempa bumiseolah telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Hal ini wajar mengingat Indonesia memang dilalui pegunungan Sirkum dan juga Mediterania yang menjadikannya titik potensial gempa bumi. Meski sering terjadi,namun bukan berarti semua orang di Indonesia memahami proses terjadinya gempa bumi. Anda termasuk di dalamnya? Jika iya, silahkan simak uraian berikut ini. 
Pada dasarnya, para ahli membagi proses terjadinya gempa bumi atau asal muasal gempa ke dalam dua kelompok besar yakni: 
1.      Teori Pergeseran Sesar
2.      Teori Kekenyalan Elastis atau elastic rebound theory.
Menurut para ahli, gempa yang banyak terjadi disebabkan oleh pergeseran lempengan sepanjang sesar dan terjadi secara tiba-tiba atau dikenal dengan istilah sudden slip. Hal ini terjadi pasa lapisan kerak bumi. Lebih lanjut para ahli berpendapat bahwa penyebab utama bencana gempa bumi prosesnya diawali dengan sebuah gaya pergerakan yang terdapay di titik interior bumi. Gaya ini dikenal juga dengan istilah gaya konveksi mantel. Proses gempa bumi ini dimulai dari gaya konveksi mantel yang kemudian menekan bagian kerak bumi yang dikenal juga dengan nama outer layer. Kerak ini memiliki sifat yang rapuh, dengan demikian saat ia tak lagi bisa menahan gaya konveksi mantel ini maka sebagai akibatnya sesar akan bergeser dan dirasakan manusia sebagai sebuah gempa. Proses gempa bumi yang satu ini masuk ke dalam jenis gempa tektonik. Tentu jika jenis gempanya vulkanik, buatan, tumbukan serta runtuhan, maka prosesnya akan berbeda.



Namun, menurut para ahli, dari semua total gempa yang terjadi di seluruh dunia, jenis gempa tektonik inilah yang mendominasi. Bahkan jenis gempa vulkanik sendiri pun hanya mencapai 7% dari semua total gempa yang terjadi. Proses terjadinya gempa vulkanik dimulai dari pergerakan material yang ada di dalam saluran fluida. Gerakan ini biasanya dirasakan sesaat sebelum sebuah gunung berapi meletus. Untuk jenis gempa buatan yang menggunakan dinamit misalnya, prosesnya terjadi lantaran ada tekanan yang bersumber dari dinamit tersebut. Ledakan dahsyat dari dinamit akan membuat wilayah target terguncang dan terjadilah gempa buatan. 
Sementara itu, proses terjadinya gempa bumi tumbukan selalu dimulai dari adanya benda luar angkasa yang berhasil sampai ke permukaan bumi. Benda ini datang dengan kecepatan luar biasa sehingga saat mencapai badan bumi, tekanan akan dirasasakan dalam bentuk gerakan atau getaran. Tingkatannya tergantung penuh pada kekuatan benda luar angkasa tersebut.
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Kita semua tahu gempa bumi merupakan suatu bencana yang ada di indonesia. Kerusakan atau efek yang ditimbulkan sangatlah besar, seperti hancurnya beberapa bangunan sehingga menimbulkan beberapa korban jiwa. Tak hanya itu, gempa bumi juga menimbulkan efek psikis pada anak-anak ataupun masyarakat sekitar yang mengalami bencana alam ini. Akan timbul trauma-trauma yang akan menggangu masa depan mereka nantinya.
Bicara soal gempa bumi, kali ini kami akan membahas tentang penyebab terjadinya gempa bumi dan cara menanggulanginya. Tulisan ini sebagai rujukan kepada masyarakat bahwa bencana alam yang ada di sekitar kita tak bisa kita hentikan. Namun, ada baiknya jika kita mengindari bencana tersebut.
Penyebab terjadinya gempa bumi sangat bermacam-macam. Diantaranya terjadi akibat runtuhnya gua di dalam perut bumi, tabrakan atau Impact, peledakan gunung berapi dan kegiatan tektonik. Untuk penjelasannya, mari kita lihat satu-persatu.
a.       Runtuhnya Gua di dalam Bumi

Para ahli tempo dulu menyatakan bahwa, salah satu penyebab terjadinya gempa bumi adalah runtuhnya gua-gua besar yang terdapat di dalam perut bumi. Namun, ternyata dugaan itu seratus persen sama sekali tidak benar. Sebab, kejadian seperti itu tidak pernah terjadi. Andai saja jika terjadi keruntuhan di dalam perut bumi, maka hal itu hanya mungkin terjadi pada daerah Underground (pertambangan bawah tanah) atau penggalian batu kapur dan sejenisnya. Akan tetapi, keruntuhan tidak akan menyebabkan gempa bumi. Yang akan terjadi hanyalah timbulnya getaran-getaran bumi yang memiliki kekuatan Skala Ritcher kecil dan hanya menjangkau lingkungan setempat.
b.      Tabrakan atau Impack

bumiwww.thecosmosphere. com
Pada awalnya banyak orang yang percaya bahwa gempa bumi disebabkan oleh meteor yang jatuh ke bumi pada tahun 1908 di rusia. Meteor itu beralih dan jatuh ke bumi, mengakibatkan terjadinya lubang besar yang menyerupai sebuah kawah. Walaupun gelombang yang dihasilkan tercatat hingga ke kota london, Inggris. Namun, efek yang dihasilkan sama sekali tidak terekam oleh Seismograf (Alat pencatat getaran bumi). Kesimpulannya adalah, getaran yang dihasilkan oleh tabrakan meteor memiliki kekuatan yang sangat kecil. Sehingga tabrakan itu tidak akan bisa mengakibatkan gempa. Lagi pula, kejadian seperti ini sangatlah jarang ditemui.
c.       Aktifitas Gunung berapi (vulkanik)
iso.500px.com
Aktivitas gunung berapi merupakan salah satu penyebab terjadinya gempa bumi. Aktifitas ini juga biasa disebut sebagai gempa bumi vulkanik. Gempa bumi jenis ini terjadi sebelum hingga setelah peledakan suatu gunung berapi.
Salah satu penyebabnya adalah karena adanya persentuhan antara dinding gunung berapi dengan magma beserta gas yang memiliki tekanan yang kuat. Persentuhan ini terjadi ketika magma berpindah secara tiba-tiba, sehingga munculah suatu ledakan di dalam dapur magma. Sebenarnya gempa bumi vulkanik memiliki kedudukan yang lemah. Biasanya gempa bumi vulkanik hanya dirasakan oleh wilayah sekitar gunung berapi aktif saja. Dari seluruh gempa bumi yang ada di indonesia, hanya 7% yang masuk kedalam gempa bumi vulkanik. Walau demikian, kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi sangatlah besar. Sebab, gempa bumi vulkanik tak hanya menimbulkan getaran saja melainkan disertai dengan letusan gunung berapi. Bedasarkan posisi kegiatan magma, gempa bumi vulkanik dapat dibagi menjadi 4 yaitu :
·         Gempa bumi vulkanik dalam
·         Gempa bumi vulkanik dangkal
·         Gempa bumi ledakan
·         Getaran vulkanik atau tremor static.guim.co.uk
1.      Gempa bumi vulkanik dalam.
Gempa bumi vulkanik dalam adalah gempa bumi yang memiliki kedalaman sumber gempanya antara 2 hingga 30 kilometer. Gempa bumi jenis ini memiliki banyak kesamaan dengan gempa bumi tektonik, terutama pada bagian gempa susulannya (after shocks). Gempa ini terjadi pada saat-saat menjelang meletusnya gunung berapi, ini sebagai pertanda bahwa gunung berapi sudah mulai aktif.
2.      Gempa bumi vulkanik dangkal.
Gempa bumi ini memiliki sumber gempa yang dangkal. Sumber gempanya hanya memiliki kedalaman kurang dari 2 kilometer. Gempa bumi vulkanik dangkal terjadi sebelum hingga akhir dari letusan gunung itu sendiri.
3.      Gempa bumi ledakan.
Gempa bumi jenis ini muncul bersamaan dengan terjadinya ledakan suatu gunung berapi. Gempa ini memiliki sumber gempa yang sangat dangkal. Sumber gempanya hanya kurang dari 1 kilometer.
4.      Getaran vulkanik atau tremor.
Getaran vulkanik yang terjadi akan berjalan terus menerus sehingga menimbulkan suasana yang tidak tenang. Sumber gempanya terletak mulai dari kedalaman 30 kilometer hingga ke permukaan. Gempa bumi dangkal dan ledakan bila terjadi secara terus menerus bisa menimbulkan getaran vulkanik. Getaran vulkanik yang terjadi pada gunung berapi jenis batuan basalt, akan lebih kuat dikarenakan sifat batuannya yang sangat peka terhadap gelombang. Kegiatan Tektoniki.huffpost.-comPenyebab terjadinya gempa bumi yang menimbulkan efek serius pada manusia adalah kegiatan tektonik. 90%  gempa bumi yang ada terjadi karena kegiatan tektonik. Kegiatan tektonik adalah kegiatan pergerakan-pergerakan lempengan bumi. Pergerakan ini akan terus berlangsung dan memicu terjadinya proses pembentukan gunung. Gempa bumi terjadi akibat adanya pelepasan tenaga dari pergeseran lempengan bumi. Gempa bumi jenis ini memang unik karena penyebarannya mengikuti pola-pola dan aturan yang khusus.
Menurut lokasinya, gempa bumi dibedakan menjadi dua: gempa bumi daratan dan gempa bumi lautan.
a.       Gempa bumi daratan adalah gempa bumi yang episentrumnya berada di daratan
b.      Gempa bumi lautan adalah gempa bumi yang episentrumnya berada di lautan. Pada gempa lautan inilah yang kerap menimbulkan tsunami karena mengakibatkan bergeraknya air laut sehingga menimbulkan potensi ketinggian gelombang laut yang pada akhirnya menerjang pantai atau pelabuhan terdekat.
Kerusakan-kerusakan Yang Terjadi Akibat Gempa Bumi
Peristiwa-peristiwa bencana bumi selalu menimbulkan kerugian, baik berupa kerusakan infrastruktur, maupun korban jiwa. Dari catatan sejarah gempa bumi yang pernah terjadi di sleuruh dunia sejak 4.000 tahun yang lalu hingga kini, telah memakan korban jiwa lebih dari 13 juta orang. Sedangkan kerusakan-kerusakan yang umumnya terjadi sebagai gempa bumi antara lain :
a.       Kerusakan jalan karena terjadi keretakan, patah, terpotong, mengalami keamblasan, longsor dipinggir jalan, aspal terkelupas dan sebagainya.
b.      Kerusakan jembatan akibat terpotongnya konstruksi jembatan dengan jalan. Jalan yang menghubungkan jembatan mengalami ambles, konstruksi jembaran rusak (patah, bengkok, miring, putus), pondasi jembatan ambles kedalam tanah, dll.
c.       Kerusakan bangunan dipusat perekonomian dan pemerintahan sepertI perkotaan, pusat perdagangan dan perkantoran. Bangunan-bangunan hancur berantakan akibat guncangan gempa.
d.      Turun atau amblesnya permukaan tanah hingga mengakibatkan permukaan tanah tersebut lebih rendah dari permukaan air laut dan menjadi tergenang oleh air laut. Contoh fenomena ini adalah guncangan gempa bumi di pulau Nias pada tanggal 28 Maret 2005 yang menyebabkan Desa Bozihena turun kurang lebih dari 1 meter.
Selain kerusakan fisik dan banyaknya korban jiwa, pengaruh khusus lainnya yang merugikan sebagai akibat dari gempa bumi, antara lain :
a.       Menimbulkan dampak terhadap kesehatan umum : luka karena retak tulang merupakan masalah yang menyebar secara luas. Rusaknya kondisi-kondisi sanitas yang mengakibatkan terjadinya wabah penyakit.
b.      Tidak tersedianya cadangan air : kemungkinan terjadinya masalah serius yang disebabkan karena rusaknya sistem-sistem air, pencemaran air sumber mata air yang terbuka, dan perubahan skema air.
Faktor-fakor yang mempengaruhi Besarnya kerusakan dan Banyaknya Korban Akibat Gempa
Banyaknya korban jiwa yang diakibatkan gempa bumi terjadi karena pusatpusat kepadatan diperkotaan besar dan daerah industri. Kebanyakan terjadi akibat dari besarnya getaran yang menyebabkan runtuh Nya bangunan dengan struktur yang lemah.
Faktor lain yang mempengaruhi kerusakan akibat gempa adalah lokasi, misalnya longsoran, batuan/tanah yang mengembang, struktur geologi, goncangan air didanau/waduk, patahan dan likuifaksi. Gempa yang besar ini dapat menimbulkan terjadinya longsoran, retakan, patahan, likuifaksi, serta tsunami yang dahsyat pula dan banyak memakan korban. Disamping faktor-faktor yang disebutkan diatas, banyaknya kerusakan dan kerugian akibat gempa juga ditentukan oleh beberapa hal berikut ini :
a.       Skala atau magnitudo gempa.
b.      Durasi dan kekuatan getaran.
c.       Jarak dan sumber gempa terhadap perkotaan.
d.      Kedalaman sumber gempa.
e.       Kualitas tanah dan bangunan.
f.       Lokasi bangunan terhadap perbukitan dan pantai
Upaya Dalam Mitigasi Gempa Bumi
Untuk mengurangi dan meredam korban dan kerugian harta benda akibat fenomena alam yang berasal dari proses geologi yang menyebabkan terjadinya gempa bumi, perlu dilakukan upaya Mitigasi. Mitigasi adalah istilah gabungan yang digunakan untuk semua tindakan yang dilakukan sebelum munculnya suatu bencana (tindakan-tindakan pra-bencana) yang meliputi kesiapan, dan tindakan-tindakan pengurangan resiko.
Penanggulangan Sesudah Terjadi Bencana Gempa Bumi
Dalam tahapan penanggulangan bencana, pemulihan merupakan salah satu komponen penting setelah terjadinya bencana. Sesudah bencana terjadi, biasanya korban perlu ditangani dengan cepat. Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan pada tahap pemulihan bencana gempa, adalah sebagai berikut :
·         Melakukan evakuasi dan mendirikan tenda-tenta pengungsian bagi korban.
·         Melakukan penyelamatan
·         Menyediakan bantuan medis
·         Menyediakan MCK, air minum dan makanan
·         Menyediakan pendidikan darurat
·         Melakukan upaya pemulihan psikologis para korban
·         Memperbaiki dan membanun kembali gedung, sarana dan failitas lainnya.
Ayat yang berhubungan dengan materi ini adalah quran surah Al Ankabut ayat 37
çnqç/¤x6sù ãMßgø?xyzr'sù èpxÿô_§9$# (#qßst7ô¹r'sù Îû öNÏdÍ#yŠ šúüÏJÏW»y_ ÇÌÐÈ  
Artinya : “ mereka mendustakannya (syu’aib), maka mereka ditimpa gempa yang dahsyat, lalu jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan ditempat-tempat tinggal mereka”.(Qs.Al Ankabut(29) : 37)





DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar